Mamah

Sosok pertama adalah sumber ide Tulisan Untuk Orang Terpenting. Berkat beliau, terbukalah ingatan akan banyaknya orang terpenting dalam kehidupan saya. Mamah. Entah kenapa banyak sekali yang harus beliau dapatkan dari semua jasanya selama ini. Sosok yang tidak pernah saya temukan lagi di dunia yang luas ini. Mungkin ini terlihat berlebihan namun itulah adanya. Semakin saya mencari semakin terlihat terlalu sempurna beliau untuk dibandingkan dengan orang lain. Saya sering bertanya dari mana sebenarnya Mamah berasal? Mungkin dari surga? Iya surga, tempat yang dijanjikan Tuhan untuk manusia berbudi baik. Sesuai juga dengan perumpamaan yang sering didengar bahwa di telapak kaki ibu ada surga. Pertanyaan tidak selesai sampai disitu. Kenapa ada orang yang punya kebaikan sebaik itu sampai terkadang melupakan dirinya sendiri?

Kebingungan bertambah ketika kesabarannya seluas alam jagad raya ini. Saya pernah menemukan orang seperti beliau yaitu guru Sosiologi. Namun ternyata dia tidak punya seluas Mamah kesabarannya. Seperti penelitian alam jagad raya, waktu ke waktu seakan menunjukkan bahwa beliau memperluas jangkauan kesabarannya. Maaf juga ketika dulu saya dan adik-adik menganggap mamah galak sewaktu kecil. Belakangan saya tau betapa merepotkannya mengurus tiga anak yang bandel. Stigma itu kian luntur saat semakin dewasanya kami. Ketika kita sendiri merasakan ternyata hidup tidak selalu nyaman. Kesabaran Mamahlah yang membuat segala macam ketidaknyamanan hidup menjadi hal yang tidak perlu berlarut-larut dipikirkan.

Mamah membuat saya jadi anak yang cengeng sekarang. Ketika menceritakan dan menulis sesuatu tentang Mamah rasanya ada air mata sebanyak air bah yang memaksa untuk keluar. Tulisan ini juga, padahal saya sedang menulis di tempat umum. Saya pun bingung air mata apa ini. Bisa juga rasa sayang yang besar dari saya. Tapi ada rasa sakit juga ketika keadaan saat ini belum bisa membahagiakan Mamah.

Waktu terus berjalan, umur semakin bertambah, dan kehidupan terus maju tidak pernah melunturkan kebaikan Mamah. Bahkan bukan hanya kepada anak-anaknya dan suaminya saja, tapi ke semua yang beliau kenal. Seringkali saya menasihati untuk tidak terlalu memikirkan orang lain, namun sulit bagi dia tidak memikirkan orang lain. Paling sering ketika ada teman saya dan adik-adik saya, tawaran makan atau apapun itu menghujani telinga teman-teman dan berhenti ketika sudah dilakukan.

Menuntut adalah kosakata yang tidak pernah ditemukan dalam beliau. Bahkan ketika saya gagal ucapan yang pertama saya dengar dari Mamah adalah "Yang penting anak mamah sehat aja udah seneng mamah". Satu kata yang membuat semua keterpurukan akhirnya terbongkar. Suatu saat nanti yang tidak lama lagi semua akan indah Mah.

"Tuhan sangat baik ya ternyata memberikan seorang ibu yang seperti Mamah. Entah bagaimana jadinya jika Mamah bukan ibuku. Semua hal baik yang ada padaku itu dari Mamah. Doa dan cita-cita selalu tertuju kepada Mamah. Walau entah sampai kapan tapi aku yakin waktunya tidak akan lama lagi Mah. Aku sedang bertemu dengan orang-orang yang membawa ke arah sana. Sabar ya Mah. Sehat selalu ya. Sebentar lagi semua akan indah dan rasanya bisa membayar sedikit dari kesabaran dan segala kebaikan yang Mamah berikan".

Tidak akan pernah habis cerita kebaikan Mamah dan cerita juga masih berlanjut sampai waktu yang ditentukan Tuhan. Terima kasih telah menjadi Mamah dari seorang anak yang sulit diarahkan dan dimengerti. Satu kata yang mewakili mamah adalah Terbaik. Semoga waktu masih panjang dan kita bisa menyebarkan kebaikan yang Mamah punya ke seluruh dunia. 

Salam sayang sebesar-besarnya.

Komentar

Postingan Populer